Itulah mengapa sekalipun buruh sudah pernah mendirikan partai buruh pada 1998, partai tersebut tiga kali gagal memenangkan pemilu bahkan tidak lolos parlemen. Mereka pecah, terafiliasi, terfragmentasi, terbagi-bagi dukungan dan pilihannya ke banyak partai politik.
Di bawah komando Said Iqbal, Partai Buruh mengalami reinkarnasi. Namun wajah baru Partai Buruh saat ini belum menjamin partai tersebut akan solid. Mereka harus menyelesaikan masalah klasik yakni menyatukan kembali suara buruh agar tidak terpecah lagi ke partai politik lain.
Kepemimpinan Said Iqbal ditantang di sini. Apakah ia sanggup menyatukan suara anggotanya sehingga menjadi kekuatan politik besar? Jika tidak maka lagi lagi tidak ada yang bisa didapat buruh.