Oleh: Anthony Budiawan
Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS)
Watyutink.com - Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin Indonesia per September 2018 sebesar 25,67 juta orang, atau 9,66 persen dari total penduduk Indonesia. Jumlah ini turun 0,16 persen dibandingkan Maret 2018 atau turun 0,28 juta orang.
Masih menurut BPS, kriteria penduduk miskin, yang juga dinamakan Garis Kemiskinan Nasional, per September 2018 adalah pendapatan di bawah Rp410.670 per orang per bulan. Garis Kemiskinan Nasional ini hanya naik 2,36 persen saja dibandingkan dengan Garis Kemiskinan Nasional per Maret 2018 sebesar Rp401.220 per orang per bulan. Dengan kenaikan tipis tersebut, penduduk miskin Indonesia hanya turun 0,16 persen saja. Pencapaian ini sudah menjadi kebanggaan pemerintah yang dianggap sangat berhasil menurunkan tingkat kemiskinan nasional.
Bagaimana profil angka kemiskinan Indonesia tersebut dibandingkan dengan negara tetangga di Asia Tenggara (ASEAN) seperti Vietnam, Thailand atau Malaysia?
Untuk membandingkan angka kemiskinan lintas negara maka kita harus menggunakan Garis Kemiskinan Internasional. Untuk itu Bank Dunia sudah menyediakannya. Bank Dunia membagi tiga kategori negara, yang masing-masing mempunyai tingkat Garis Kemiskinan sendiri-sendiri. Ketiga kategori tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, negara berpendapatan rendah dengan pendapatan per kapita dibawah 1.005 dolar AS. Kedua, negara berpendapatan menengah dengan pendapatan per kapita antara 1.006 dolar AS sampai 12.235 dolar AS. Dan Ketiga, negara berpendapatan tinggi dengan pendapatan per kapita di atas 12.235 dolar AS. Untuk pendapatan menengah dibagi menjadi dua lagi,yaitu pendapatan menengah bawah dengan pendapatan per kapita antara 1.006 dolar AS hingga 3.955 dolar AS dan pendapatan menengah atas dengan pendapatan per kapita 3.956 dolar AS hingga 12.235 dolar AS. Bank Dunia menetapkan Garis kemiskinan untuk negara berpendapatan rendah sebesar 1,9 dolar AS PPP (Purchasing Power Parity) atau daya beli internasional. Sedangkan Garis Kemiskinan untuk negara berpendapatan menengah bawah ditetapkan 3,2 dolar AS PPP dan untuk negara berpendapatan menengah atas ditetapkan 5,5 dolar AS PPP.
Pendapatan per kapita Indonesia tahun 2017 sebesar 3.847 dolar AS, masih termasuk negara berpendapatan menengah bawah, bersama Vietnam yang mempunyai pendapatan per kapita 2.342 dolar AS. Oleh karena itu, Garis Kemiskinan Indonesia dan Vietnam seharusnya menggunakan 3,2 dolar AS PPP. Berdasarkan data Bank Dunia, persentase penduduk miskin Indonesia pada tahun 2017 dengan Garis Kemiskinan 3,2 dolar AS PPP tersebut sungguh mengejutkan yaitu 27,2 persen, atau 71,9 juta orang. Sedangkan untuk Vietnam, dengan kriteria yang sama persentase penduduk miskin Vietnam hanya 8,2 persen saja, atau 7,6 juta orang. Artinya, meskipun pendapatan per kapita Vietnam jauh lebih rendah dari Indonesia tetapi persentase penduduk miskin Vietnam jauh lebih rendah. Hal ini mencerminkan pembagian kue pendapatan di vietnam lebih merata. Dengan kata lain, kesenjangan pendapatan di Vietnam jauh lebih rendah, lebih baik, dari Indonesia.
Tahun 2018, pendapatan per kapita Indonesia mungkin bisa lebih tinggi dari 3.955 dolar AS, sehingga Indonesia masuk kategori negara berpendapatan menengah atas. Kalau ini terjadi, sebagai konsekuensi, Indonesia harus menggunakan Garis Kemiskinan 5,5 dolar AS PPP. Untuk tahun 2017, kalau Indonesia menggunakan Garis Kemiskinan 5,5 dolar AS PPP maka persentase penduduk miskin Indonesia pada 2017 melonjak menjadi 58,6 persen, atau 154,7 juta orang. Untuk Thailand yang sudah masuk kategori pendapatan menengah atas dengan pendapatan per kapita 6.595 dolar AS, persentase penduduk miskin pada 2017 hanya 7,1 persen dengan jumlah penduduk 4,9 juta orang. Untuk Malaysia yang juga masuk kategori pendapatan menengah atas, persentase penduduk miskin pada 2015 (data di yang tersedia di situs Bank Dunia hanya sampai 2015) hanya 2,7 persen saja, atau 0,8 juta orang. Mungkin penduduk miskin Malaysia tahun 2017 dengan Garis Kemiskinan 5,5 dolar AS PPP sudah nol.
Dengan demikian, dalam hal kemiskinan, Indonesia jauh melampaui beberapa negara-negara tetangga di Asia Tenggara khususnya Vietnam, Thailand dan Malaysia, dan tentu saja Singapore. Untuk Garis Kemiskinan 5,5 dolar AS PPP per hari per orang, jumlah penduduk miskin Indonesia tahun 2017 sebesar 58,6 persen, atau 154,7 juta orang. Nilai 5,5 dolar AS PPP per hari pada 2017 setara dengan Rp23.048 per hari, atau sekitar Rp691.431 per bulan. Sungguh miris dan menyedihkan.
Indonesia negara besar, dengan jumlah penduduk miskin yang sangat besar juga. Sungguh memilukan bagi negara besar yang sudah 74 tahun merdeka, mempunyai kekayaan alam yang berlimpah, tetapi dilanda kemiskinan besar. Bahkan ada pihak tanpa rasa malu membanggakan Indonesia masuk negara G20, di tengah kemiskinan struktural tanpa solusi nyata untuk mengangkat saudara-saudara kita dari jurang kemiskinan.