Corona datang, Pemimpin Aneh-aneh, Rakyat Bingung

- Jumat, 6 Maret 2020 | 12:00 WIB
Ilustrasi muid/watyutink.com
Ilustrasi muid/watyutink.com

Oleh: Erros Djarot
Budayawan

Watyutink.com - Seorang kawan mengirim postingan yang mewartakan bahwa ada yang terjangkit virus Corona, mangaku pulih sehat kembali setelah mengonsumsi whisky campur madu. Kontan mata saya terbelalak membaca berita sensasional ini. Sangat aneh, tapi kalo memang benar, malah jadi super aneh. Karena menimbulkan pertanyaan; apa kerja ribuan peneliti di seluruh penjuru dunia yang berlomba menemukan formula anti virus Corona. Aneh bila kalah cepat dari temuan seorang korban virus Corona yang dengan mengonsumsi whisky plus madu, virus Corona bablas, penderita sembuh! Sungguh aneh bin ajaib.

Saya mengira berita ini yang paling aneh dalam kasus penanganan epidemi virus Corona. Ternyata ada yang lebih aneh. Lagi-lagi Wakil Presiden kitalah yang karena ucapannya nama beliau melesat menempati ranking pertama dalam hal perilaku yang aneh-aneh. Berdasarkan berita yang diunggah sejumlah portal berita, Pak Wapres RI akan mengeluarkan sertifikat bebas Corona. Bisa jadi sertifikat ini seperti hal yang diberlakukan untuk melabel produk halal. 

Maklum, kebiasaan beliau sebagai Ketua Umum MUI, bisa jadi mengantarkan beliau melakukan hal yang sudah menjadi kebiasaan.

Permasalahannya, untuk seluruh bandara, pelabuhan, dan pintu masuk lainnya, peralatan medis penjamin sertifikat yang dikeluarkan pasti akurat, apa tersedia? Kalau toh tersedia, masih diperlukan sistem pengawasan agar tidak terjadi jual beli sertifikat bebas Corona. Atau yang penting ada pemasukan tambahan? Itukah tujuannya? Kalau yang ini, bener-bener luar biasa anehnya!  

Beberapa hari yang lalu Pak Wapres sempat juga mengeluarkan ucapan bahwa berkat doa para ulama maka negeri kita terhindar dari serangan virus Corona. Dengan demikian Indonesia menjadi zona bebas virus Corona. Celakanya, ketika Presiden mengumumkan ada dua warga kita yang terjangkit virus Corona, kontan saya pun menjadi korban bully dari mereka yang memang sudah sejak awal bersikap berseberangan terhadap rezim Jokowi. 

Ada lagi seorang menteri yang iseng, dalam headline sebuah surat kabar terpampang judul yang berasal dari ucapannya. Sengaja dicetak dengan huruf tebal: ‘Corona lebih ngeri dari krisis 2008’. Wuih.., karena seorang Menteri Keuangan yang berucap, saya pun jadi ikut miris. Setidaknya membayangkan berapa triliun rupiah lagi yang bakal kabur meninggalkan pasar keuangan kita. 

Padahal, beberapa hari lalu, Presiden baru saja mengumumkan ada dua warga negara kita terjangkit positif virus Corona, reaksi negatif pasar luar biasa hebatnya. Harga saham di pasar modal anjlok begitu cepat. Nah, dengan Bu Menteri Keuangan RI mengatakan hal yang membuat hati miris, mudah-mudahan tak mengakibatkan reaksi negatif seperti pasca presiden melakukan konfrensi pers seputar virus Corona. Hanya saja tetap menyisakan pertanyaan; apa urgensinya Ibu Menkeu melontarkan ‘warning’ sehubungan dengan bahaya epidemi virus Corona?

Kedatangan virus Corona di negeri ini rupanya disambut dengan berbagai pernyataan para pemimpin yang aneh-aneh. Seorang yang cukup mumpuni untuk dianggap sebagai sangat memahami ilmu agama, dengan begitu lantang menyatakan bahwa akibat banyak yang mengonsumsi daging babi maka kita rentan tertular infeksi virus Corona. Entah dari mana hasil penelitian ini diperoleh, utamanya pernyataan ini telah mengaitkan virus Corona dengan keyakinan agama. Tersirat hawa ‘permusuhan’ terhadap warga bangsa yang mengonsumsi daging babi alias penganut agama lain, sengaja dihidupkan. Masya Allah, koq sempet-sempetnya..!  

Virus Corona bukan dijadikan musuh bersama dan dilawan secara bersama, tapi malah digunakan untuk alat memecah belah. Ampuuuun!

Dalam suasana urgen penanganan virus Corona, ada saja iseng yang menggelikan. Seorang petinggi di Departemen Kominfo menyoal foto setengah bugil seorang artis. Menurutnya tindakan mengunggah foto bugil diri sang artis merupakan sebuah tindakan pelanggaran terhadap UU pornografi. Tak lama berselang, Pak Menteri di Departemen yang sama dengan tegas menyatakan pose sang artis setengah bugil, merupakan ekspresi seni. Tidak ada pelanggaran terhadap UU Pornografi, UU No. 44 Tahun 2008. Oalah, koq aneh begini ya, bapak dan anak nggak kompak. Lagi pula membuat banyak yang bertanya; nggak ada kerjaan lain yang lebih penting apa ya?

Padahal terlalu banyak yang penting untuk secara serius diurus dan dipikirkan jalan keluarnya. Dari masalah ekonomi yang cukup sensitif alias rawan terhimbas krisis akibat pertikaian China-Amerika yang berlanjut. Berikut serangan dahsyat virus Corona yang melumpuhkan China dan pasti berdampak pada perekonomian dunia. Juga masalah Omnibus Law yang kurang jelas arah dan kejelasan arahnya yang berakibat kaum buruh turun ke jalan. Masalah kereta api cepat yang bermasalah. Masalah perpindahan ibu kota yang masih menyimpan berbagai tanda tanya. Masalah intoleran dan radikalisme. Masalah  pendidikan yang mau dibawa kemana? Masalah kesehatan seputar BPJS dan masalahnya. Dan masih banyak lagi.

Dengan masih menumpuknya Pekerjaan Rumah yang harus diselesaikan Pak Presiden dan para pembantunya; sebaiknya perilaku dan ucapan yang aneh-aneh dari para pemimpin di negeri ini, sudahilah! Jangan jadi gila komplit karena dalam situasi negara bangsa yang rawan segalanya ini, dan sangat memerlukan konsolidasi kekuatan nasional untuk secara bersama membangun kehidupan yang lebih baik, hal yang terjadi malah perilaku aneh-aneh dari para pemimpin

Dan satu lagi yang menyedihkan, sementara yang perlu digalang dan dibangunkan adalah kebersamaan dan kerja gotong royong menghadapi berbagai masalah dan tantangan di depan mata, eh malah yang digagas masalah yang tidak-tidak dan masih jauh. Belum juga satu tahun pemerintahan Jokowi jilid dua berjalan, sudah ramai dibicarakan siapa calon RI 1-2 untuk tahun 2024. Celaka, benar-benar para pemimpin bangsa ini sudah kerasukan virus Haus Kekuasaan yang sudah begitu luas mewabah.

Halaman:

Editor: Ahmad Kanedi

Tags

Terkini

Teladan Pendiri Bangsa, Standar Etika Politik

Jumat, 26 Mei 2023 | 11:15 WIB

Solusi Lintas Ilmu, Negara, dan Generasi

Minggu, 21 Mei 2023 | 13:00 WIB

Antara Inspeksi dan Introspeksi

Rabu, 10 Mei 2023 | 15:00 WIB

Mencegah Kepunahan Pilar Peradaban

Minggu, 7 Mei 2023 | 11:30 WIB

Buruh Dapat Apa di Hari Buruh?

Jumat, 5 Mei 2023 | 15:02 WIB

Menarilah untuk Bumi dan Manusia

Sabtu, 29 April 2023 | 10:00 WIB

Melawan Hantu Mafia Tanah

Jumat, 17 Februari 2023 | 16:43 WIB

Cak Markenun dan Firaun

Rabu, 18 Januari 2023 | 13:00 WIB

PR Besar Jokowi di Tahun 2023

Selasa, 3 Januari 2023 | 22:01 WIB

Terpopuler

X