Oleh: Amanda Katili Niode, Ph.D.
Direktur, Climate Reality Indonesia
Watyutink.com - Menyelamatkan banyak nyawa manusia dari bencana, dan melindungi mata pencaharian masyarakat, memerlukan kesiapsiagaan dan tindakan pada waktu yang tepat, di tempat yang benar.
Karenanya, “Peringatan Dini dan Aksi Dini, Informasi Hidrometerologi dan Iklim untuk Pengurangan Risiko Bencana” dipilih sebagai tema Hari Meteorologi Dunia 2022.
Data Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 50 tahun, bencana hidrometeorologi yaitu yang terkait cuaca, iklim, maupun air, meningkat lima kali lipat dan terjadi hampir setiap hari. Pada periode yang sama, jumlah korban jiwa menurun hampir tiga kali lipat karena prakiraan cuaca yang lebih baik dan manajemen bencana yang proaktif dan terkoordinasi.
Bencana hidrometeorologi juga menimbulkan dampak ke permukiman, kesehatan, lingkungan hidup dan kehutanan, pertanian dan perkebunan, transportasi, dan pariwisata, sehingga mengganggu pembangunan berkelanjutan.
WMO menjelaskan, sistem peringatan dini untuk banjir, kekeringan, gelombang panas, atau badai, adalah sistem terintegrasi yang memungkinkan pemangku kepentingan mengetahui bahwa cuaca berbahaya sedang terjadi, sehingga pemerintah, masyarakat, dan individu dapat bertindak untuk meminimalkan dampaknya.
Sebuah sistem peringatan dini yang menyeluruh juga harus mencakup pelajaran dari peristiwa yang terjadi sebelumnya, sehingga kemampuan untuk menanggapi bencana dapat terus ditingkatkan.
Selain peringatan dini, aksi dini dikenal sebagai tindakan antisipatif atau tindakan berbasis prakiraan, untuk mengambil langkah-langkah melindungi masyarakat.