Diselingi data dan fakta ilmiah, rekaman ini menayangkan sejumlah seniman kelas dunia, antara lain pemain bass John Patitucci, saksofonis Marco Pignataro dan Joe Lovano, pemain drum Terri Lyne Carrington, vokalis Nadia Washington, gitaris Chico Pinheiro dan pianis Anastassiya Petrova. Mereka mendedikasikan bakat dan kemampuan bermusik untuk membawakan pesan yang berisi harapan menuju masa depan yang berkelanjutan bagi umat manusia dan planet Bumi.
Bagaimana peran musik jazz untuk kepedulian lingkungan di Indonesia? Ella Su’ud, penggemar dan pemerhati musik yang juga climate reality leader yakin bahwa para musisi pasti peduli pada berbagai masalah lingkungan hidup, termasuk perubahan iklim sebagai masalah global.
Ia merujuk pada album jazz hijau “Masih Ada Cinta untuk lingkungan” kolaborasi beberapa musisi jazz dengan organisasi lingkungan Walhi yang dirilis pada 2015. Album tersebut, dengan Bintang Indrianto sebagai music director berisi 12 lagu, menampilkan Denny Chasmala, Iqbal, Oele Pattiselanno, Bonita and the Hus Band, Margie Segers, Iwa K dan band punk Marjinal serta penyanyi jazz Belanda Heleen Van den Hombergh.
Di Java Jazz Festival 2019, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan informasi kepada pengunjung tentang pengelolaan sampah dengan slogan Less Waste More Jazz, serta membagikan sedotan stainless steel dan kantong belanja guna ulang agar dapat mengurangi sampah plastik.
International Jazz Day hari ini diperingati di lebih dari 180 negara termasuk juga di Indonesia. Masyarakat di manapun berada dapat menikmati All-Star Global Concert yang berlangsung di Kota New York pada markas besar PBB, melalui kanal YouTube International Jazz Day bersama para artis jazz paling berprestasi di dunia, dengan host Herbie Hancock.