Sinyal Kemungkinan Harga BBM Naik Makin Kuat

- Selasa, 30 Agustus 2022 | 21:41 WIB
Petugas SPBU melayani konsumen yang membeli Pertamax. Foto : Antara/Andika Wahyu
Petugas SPBU melayani konsumen yang membeli Pertamax. Foto : Antara/Andika Wahyu

Watyutink.com – Tanda-tanda kemungkinan naiknya harga BBM (bahan bakar minyak) dalam waktu dekat semakin kuat. Ketika ditanya soal kenaikan harga BBM, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memberikan jawaban.

"Ya tunggu aja besok," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Selasa (30/8/2022).

Arifin mengatakan rencana kenaikan harga BBM tersebut masih dimatangkan.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III 2022 Akan Lebih Tinggi Meski Harga BBM Naik

Pada kesempatan berbeda, Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies), Anthony Budiawan, menegaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih sehat meski di saat bersamaan harus menanggung beban subsidi akibat kenaikan harga minyak.

Pasalnya, dengan asumsi kenaikan Indonesia Crude Oil Price (ICP) dari 63 menjadi 100 dolar AS per barel juga meningkatkan pendapatan pemerintah.

"Dengan menggunakan amanah dari UU APBN No 6 Pasal 17, seharusnya surplus tersebut bisa memberi penambahan subsidi yang diberikan," ujar Anthony seperti dituliskannya dalam materi seminar yang diselenggarakan oleh Prodem, 30 Agustus 2022, dengan tema "Kenaikan Harga BBM di saat Kehidupan Rakyat yang Terus Terpuruk, Apa Imbasnya?", yang dikirimkannya ke redaksi Watyutink.com.

Baca Juga: Pengamat Menuntut Transparansi Pemerintah Terkait Subsidi BBM dan APBN, Sebelum Menaikkan Harga BBM

"Realisasi pendapatan migas per juli 2022 mencapai Rp92,08 triliun, naik 93,6 persen. Terdiri dari pendapatan minyak bumi Rp83,64 triliun, naik 104,1 persen, dan pendapatan gas bumi Rp8,44 triliun, naik Rp28,5 persen," kata Anthony lagi.

"Sedangkan realisasi ‘subsidi’ BBM dan LPG untuk periode yang sama, 7 bulan, sebesar Rp62,7 triliun. Baru mencapai 41 persen dari anggaran di dalam Perpres. Artinya, anggaran sangat cukup, bahkan berlebihan," tambah Anthony menanggapi kabar APBN akan terpengaruh jika harga BBM terus disubsidi.

Anthony menambahkan, pendapatan migas ini belum termasuk Pendapatan Nasional Bukan Pajak Migas (PNBP) yang mencapai Rp29,38 triliun. Hal ini menunjukkan pemulihan aktivitas produksi maupun penerimaan negara di sektor energi.

Baca Juga: Bansos Pengalihan Subsidi BBM Akhirnya Turun, Tiga Pengamat Ini Kritik Kebijakan Tersebut!

"Pendapatan (PNBP) migas, belum termasuk PPh migas, dikurangi subsidi migas, menghasilkan surplus Rp29,38 triliun. Apakah benar? Kalau angka ini benar, maka berarti neraca keuangan migas masih sangat sehat: surplus", jelas Anthony dalam keterangan tertulis.

Sehingga, Anthony mengingatkan pemerintah untuk tidak lagi mengulangi klaim APBN sedang 'sakit', karena kebijakan ini tidak adil terutama bagi masyarakat tidak mampu.

"Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa realisasi APBN per Juli 2022 mencatat surplus Rp106,12 triliun. Sehingga pernyataan APBN akan jebol ternyata tidak benar dan bahkan menyesatkan." tegas Anthony.

Halaman:

Editor: Sarwani

Tags

Terkini

OJK Minta Pelaku Jasa Keuangan Lindungi Konsumen

Selasa, 14 Maret 2023 | 21:11 WIB

DPR Minta RPP DBH Kelapa Sawit Segera Diwujudkan

Kamis, 9 Februari 2023 | 07:02 WIB

Kelapa Sawit Masa Depan Perekonomian Indonesia

Kamis, 9 Februari 2023 | 06:55 WIB

Kelapa Sawit Masa Depan Perekonomian Indonesia

Kamis, 9 Februari 2023 | 06:55 WIB

Sukuk CIMB Niaga Finance Oversubscribed 4,6 Kali

Kamis, 2 Februari 2023 | 20:59 WIB

CIMB Niaga Finance Terbitkan Sukuk Rp1 Triliun

Selasa, 10 Januari 2023 | 11:06 WIB

Indonesia Diminta Berhati-hati Kelola Makro Ekonomi

Kamis, 22 Desember 2022 | 14:49 WIB

BI: Penyaluran Kredit Baru Meningkat November 2022

Senin, 19 Desember 2022 | 15:07 WIB

Terpopuler

X