Watyutink.com – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi global berisiko akan lebih rendah pada tahun depan, disertai dengan tingginya tekanan inflasi dan ketidakpastian pasar keuangan global.
Penurunan pertumbuhan ekonomi global, menurut Perry Warjiyo, akan lebih besar pada tahun depan terutama di Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Tiongkok, bahkan disertai dengan risiko resesi di sejumlah negara maju.
Di tengah pertumbuhan ekonomi global yang melambat, volume perdagangan dunia juga diperkirakan tetap rendah. Perlambatan ekonomi, disrupsi pasokan yang meningkat mendorong harga energi bertahan tinggi.
“Tekanan inflasi global semakin tinggi seiring dengan ketegangan geopolitik, kebijakan proteksionisme yang masih berlangsung, serta terjadinya fenomena heatwave di beberapa negara,” kata Perry Warjiyo dalam keterangan pers berkaitan dengan pengumuman kenaikan suku bunga acuan menjadi 4,25 persen, di Jakarta, Kamis (22-9-2022).
Baca Juga: Bank Indonesia Menaikkan Suku Bunga Acuan BI7DRR Jadi 4,25 Persen Demi Tekan Inflasi
Inflasi di negara maju maupun emerging market, menurut Perry, meningkat tinggi, bahkan inflasi inti berada dalam tren meningkat sehingga mendorong bank sentral di banyak negara melanjutkan kebijakan moneter agresif.
Perkembangan terkini menunjukkan kenaikan Fed Fund Rate yang lebih tinggi dan diprakirakan masih akan meningkat. Perkembangan tersebut mendorong semakin kuatnya mata uang dolar AS dan semakin tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global, sehingga mengganggu aliran investasi portofolio dan tekanan nilai tukar di negara-negara emerging market, termasuk Indonesia.