Buat Apa Prabowo dan Sandi Nyapres?

- Kamis, 29 Desember 2022 | 18:30 WIB
Prabowo-Sandi
Prabowo-Sandi

Oleh: R. Kholis Majdi

Banyak yang berasumsi Prabowo nyapres untuk menjaga elektabikitas partai. Dalam hal ini Gerindra. Hanya Prabowo yang dianggap menjadi icon Gerindra. Tidak yang lain. Inilah alasan mengapa rencana suksesi kepemimpinan Prabowo ke Sandiaga Uno ramai-ramai digagalkan oleh tokoh-tokoh penting di lingkaran Gerindra.

Prabowo berpeluang menang? Boleh jadi. Tapi kemungkinannya tidak besar. Pertama, pilpres saat ini memang bukan era Prabowo. Kekalahan dua kali capres (2014 dan 2019) menjadi beban. Sebagian pemilih jenuh, lelah dan bahkan pesimis. Disamping kekecewaan para pendukung ketika Prabowo memutuskan untuk bergabung ke istana.

Merosotnya elektabilitas Prabowo, hari demi hari, adalah fakta politik yang tidak bisa diingkari. Elektabilitas Prabowo berada di bawah Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Bagi analis politik, ini mudah dikalkulasi, dijelaskan dan diuraikan. Variabel-variabelnya gamblang.

Kedua, Jokowi, seorang presiden yang punya banyak kendali dan kekuasaan lebih menjagokan Ganjar-Erick. Indikatornya terlalu banyak untuk diungkapkan. Meski pasangan ini belum ada jaminan bisa maju.

Megawati, nampaknya lebih memilih jagain rumah besarnya di PDIP dengan Terah Soekarno. Ganjar dianggap menjadi ancaman amat serius bagi Terah Soekarno jika ikut nyapres. Terlalu berisiko bagi suksesi kepemimpinan PDIP jika Ganjar punya kekuasaan. Sekarang menjadi anak manis. Tapi, kekuasaan memberi segalanya. Apa yang tidak bisa dilakukan oleh penguasa?

Apakah Ganjar akan diusung oleh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)? Tanpa PDIP, elektabilitas Ganjar akan rontok. Ganjar sendiri juga belum tentu punya nyali untuk keluar dari PDIP. Ada semacam stigma: kader PDIP yang keluar dari partai akan hancur.

Dukungan kekuasaan menjadi faktor yang tidak kalah penting untuk memperbesar potensi kemenangan. Meski rakyat selalu ingin dan terus mendorong agar istana tidak ikut mencampuri kontestasi di pemilu 2024. Tapi, belum terlihat tanda-tanda istana netral. Dan dukungan istana clue-nya ke rambut putih. Semua orang seolah serempak untuk menunjuk ke arah Ganjar.

Informasi luar dan dalam yang bocor ke publik seolah semakin menambah keyakinan publik apa yang diungkap salah satunya oleh Hasnaeni Moein: KPU beroperasi untuk memenangkan Ganjar-Erick. Bukan Prabowo.

Bagaimana dengan Sandiaga Uno yang beberapa kali menyatakan "sangat serius untuk nyapres?"

Sandiaga bisa menjadi pemain cadangan sebagai cawapres. Bisa menggantikan Erick Tohir jika ada kendala. Atau didorong untuk menjadi cawapres Puan Maharani.

Tugas utama Sandiaga lebih pada pertama, upaya menjaga PPP agar berada dalam kendali istana. Supaya PPP tidak kemana-mana. Kedua, untuk mengambil (dan memecah) pendukung Anies dan Prabowo.

Anies, Prabowo dan Sandiaga, ketiganya punya ceruk yang sama. Dengan masuknya Sandiaga, suara Anies dan Prabowo diharapkan bisa tergerus.

Tangsel, 29/12/2022

Halaman:

Editor: Ahmad Kanedi

Tags

Terkini

Prabowo, Capres atau King Maker?

Kamis, 9 Maret 2023 | 08:30 WIB

Ekonomi Global Membaik, PERPPU Cipta Kerja Wajib Batal

Selasa, 31 Januari 2023 | 13:30 WIB

Setelah Koalisi Perubahan Terbentuk, What Next?

Selasa, 31 Januari 2023 | 12:30 WIB

Koalisi Perubahan, Koalisi Tak Tergoyahkan

Senin, 30 Januari 2023 | 12:00 WIB

Gelembung Utang dan Retorika Mampu Bayar: Menyesatkan?

Minggu, 29 Januari 2023 | 13:00 WIB

Koalisi Istana Pasti Akan Pecah

Sabtu, 21 Januari 2023 | 16:30 WIB

Erros Djarot: Lawan Mafia Tanah.!

Sabtu, 21 Januari 2023 | 15:00 WIB

Prihatin, Kompetensi BI Seperti Amatir

Sabtu, 21 Januari 2023 | 12:00 WIB

Pesta di Atas Adu Domba

Sabtu, 21 Januari 2023 | 10:15 WIB

Pileg Tertutup, Akankah Pilpres Juga Tertutup?

Kamis, 5 Januari 2023 | 11:00 WIB

Buat Apa Prabowo dan Sandi Nyapres?

Kamis, 29 Desember 2022 | 18:30 WIB

Dugaan 'Abuse of Power' KPU Harus Dituntaskan

Selasa, 27 Desember 2022 | 10:15 WIB

Skenario Kudeta Konstitusi

Senin, 19 Desember 2022 | 17:30 WIB
X