Watyutink.com - Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso, mengakui di channel Akbar Faizal dengan diskusi bertajuk SUGENG TEGUH SANTOSO, KETUA IPW: "INFORMAN KAMI POLISI JUGA", bahwa ada salah seorang pejabat Baintelkam mencoba mempengaruhi dirinya untuk mengikuti pernyataan Karo Penmas Polri terkait kasus Ferdy Sambo, Senin (5/9).
Pernyataan yang dimaksud adalah adanya tembak menembak antar anggota Polri di TKP. Pada autopsi pertama, ditemukan pula lebam di sisi kanan dan kiri perut. Namun, lebam sudah tidak terlihat lagi saat autopsi kedua dilakukan.
"Seorang Kombes dari Baintelkam, saya tidak sebut nama yang dulu saya pernah ketemu terkait Kapolda Sumsel terkait sumbangan 2 triliun, kan IPW yang minta copot. Dia meminta tolonglah Pak Sugeng, bikin pernyataan publik yang sesuai dengan Karo Penmas. Lho saya sudah bilang, saya bikin pernyataan publik, bertentangan dengan anda, saya tambah kenceng. Begitu ada permintaan itu saya tambah kenceng (bertentangan dengan Karo Penmas)," tegas Sugeng,
Sugeng juga mengingatkan agar penindakan terhadap oknum petugas yang menghalang-halangi penyelidikan kasus Brigadir J untuk harus terus diusut, mengingat beberapa dari mereka ada dalam Satgassus binaan Sambo.
"Di Polri itu ada geng mafia, Sambo waktu itu masih 25 orang 30 orang yang terjerat (obstruction of justice).Mereka ini menutupi kasus pidana dengan kasus pidana lainnya. Nama-nama ini ada di Satgassus," jelas Sugeng
Saat ini, kasus Ferdy Sambo sudah memasuki fase rekonstruksi. Polri menggelar rekonstruksi kasus dugaan pembunuhan Brigadir J sebanyak 78 adegan secara runut mulai dari peristiwa awal di Magelang Jawa Tengah sebanyak 16 adegan, di rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling III, Jakarta Selatan 35 adegan dan di rumah dinas sebanyak 27 adegan.
Rekonstruksi tersebut juga menghadirkan lima tersangka diantaranya Ferdy Sambo, Putri Chandrawathi, Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, Bripka Ricky Rizal atau RR, serta Kuat Maruf.
