Perbincangan budayawan Erros Djarot dengan wartawan senior Tempo, Bambang Harimurti, berlangsung pada 28 Oktober 2022, jauh sebelum PDIP menunjuk Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menjadi calon presiden dalam Pilpres 2024. Namun isi dialog ini masih relevan untuk mengetahui latar belakang mengapa akhirnya Ganjar yang dipilih sebagai Capres. Berikut petikannya:
Erros Djarot (EDJ): Bincang Bhinneka kali ini saya mendatangkan tamu khusus, anggota dewan pakar Gerakan Bhinneka Nusantara (GBN) Bambang Harimurti, seorang wartawan senior Tempo yang sudah banyak pengalaman.
Bambang Harimurti (BH): Terima kasih mas Erros sudah memberi kesempatan yang tidak gampang ini. Sebenarnya saya ingin mengulik-ulik mas Erros. Mas Erros ini bukan hanya orang yang budayawan dengan b kecil tapi juga budayawan B besar Juga pernah dekat, menjadi semacam ‘dalang’ kekuasaan.
Nah, kita kan bicara terutama soal, ini nih habitatnya mas Erros, ‘merah putih’ dengan usur merahnya yang jernih. Nah saya itu, di kalangan nasionalis bangsa ini ada semacam kerisauan.
EDJ: Ini pasti 2024 ya?
BH: Yah ke sanalahh. PDIP sebagai partai yang merepresentasikan kelompok nasionalis, juara satu. Tidak ada lawannya. Dan hasil pol juga tetap baik. Tapi orang mempertanyakan siapa yang akan dimajukan di 2024. Nah, ini yang jadi perbincangan di warung kopi dan di mana-mana, karena kelahatannya ada gap antara elite dan massanya.
EDJ: Ada yang pernah dengar tidak?
BH: Yah, misalnya mas [Bambang] Pacul, [dia mengatakan] calonnya mesti Puan. Harus darah Sukarno. Tapi kan kalo kita lihat pol, Puan kan waduh, singel digit pun yang bawah sehingga kemungkinan menangnya …. Bukan berarti tidak mungkin, tapi ini kecil sekali kemungkinannya.
EDJ: Ok, yang pertama gini mas Bambang. Seseorang punya ambisi kan boleh dong?
BH: Boleeh!
EDJ: Tidak dilarang UU, jadi wajar saja kalau Puan mencoba menempatkan diri, bahwa saya pun bisa. Itu kan subjektivitas dari dirinya. Ya ndak ada masalah toh?!
BH: Oh ya, tidak ada masalah.
EDJ: Nah, permasalahannya, realistis tidak?
BH: winnable tidak?
EDJ: Sellable juga tidak. Nah, sampai hari ini single digit itu memang jadi persoalan, itu pun posisinya di bawah. Andaikata dia hari ini sudah 8, 9, atau 10 lah. Rasanya wajar dan negative reason juga tidak ada. Tapi dengan single digit paling bawah ini memang agak sulit.