EDJ: Tapi gini mas. Kalau di PDIP, balik ke khittah sebagai partai rakyat, sehingga nanti pun, kesinambungan itu apa sih di PDIP. Kesinambungan yang paling utama adalah bagaimana tidak meninggalkan dari hal-hal yang sudah ditetapkan partai sebagai ideologi. Jadi walau petugas partai kan bisa saja diuadit secara politik kerjanya, sosial ekonomi dan seterusnya. Tapi wajar saja Pak Jokowi harus jadi King Maker.
BH: Justru itu. Kalau saya membayangkan, kalau saya jadi ‘penasehat PDIP’, saya dari pada kampanye buang-buang uang memperkaya tim sukses itu kan sebetulnya, kalau kita pastikan saja pemerintahan ini berhasil, terutama berhasil dalam ideologi PDIP, artinya dia berhasil sebagai partainya wong cilik yang membesarkan rakyat, bisa membuat partai terlepas dari jeratan oligarki. Karena itu kan Oligarki kencang banget. Kalau itu terbukti, pasti saya kira siapapun yang didukung PDIP akan mendapatkan dukungan besar. Kan lebih baik memastikan petugas partai PDIP itu berjalan pada jalur PDIP.
EDJ: Makanya kenapa Ganjar. Yang paling penting bagi Ganjar itu bukan kerjanya terbukti atau tidak. Tapi komitmennya. Apakah kalau Puan, Prabowo atau Anies naik, programnya itu apakah seperti ini saja, memelihara oligarki ini. Bahkan dia memperkuat barisan oligarki ini.
Nah, saya bisa pahami kenapa pak Jokowi sangat-sangat berkepentingan untuk yang penerusnya ini paling tidak ada kesinambungan. Kesinambungan yang mana nih? Jelas harus orang yang tidak mengutik-ngutik apa pun yang pernah dikerjakan, misalnya, masalah Kereta cepat masih bisa dipersoalkan, masalah Ibu Kota Nusantara juga masih dipersoalkan dan yang diturunkan untuk PUPR bisa diaudit dan juga Covid dana yang begitu luar biasa itu. Nah kalau tidak dilanjutkan oleh orang-orang atau penerusnya yang bisa memahami dan mau mengerti dia. Makanya kenapa Anies tidak boleh jadi dia. Kita bisa maklumilah hal seperti itu. Maka Ganjar kemungkinan berpeluang sangat kuat.
BH: Kita kan, masyakarat bisa melihat dan merasakan bahwa Pak Jokowi itu pinginnya Ganjar lah. Kan kerjanya berhenti tidak lama lagi sebagai Gubernur. Kalau Pak Jokowi mau mengkader dia, bisa menarik dia ke posisi tertentu. Ibu Megawati sudah pinter sekali memasukkan Risma di Mensos, karena Mensos yang bagi-bagi BLT. Pada saat rakyat susah dikasih BLT. Ini mungkin Pak Ganjar bisa diangkat menjadi Menteri yang urusannya UKM untuk membuktikan kinerjanya.
EDJ: Tidak usah membuktikan apa-apa. Ganjar sudah di hati rakyat. Jadi sebagai konklusi yang bisa saya sampaikan, tidak usah dikasih apa-apa, diam saja. Karena nanti rakyat yang akan bekerja buat kamu [Ganjar]. Saya yakin itu. Justru sekarang ini dengan, katanya Ganjar tidak boleh bicara ini bicara itu. Yo wes, kalau saya Ganjar ya diem saja. Nanti rakyat yang akan kampanye buat kamu. Itu saya yakini. Makanya kalau tidak mau Ganjar, salah semua apa yang dilakukan oleh non-Ganjaris.
BH: Tapi mungkin tidak, diberi kemungkinan yang bertolak belakang. Misal, Ganjar dicalonkan dari tempat lain yang masih dekat, ini dari PDIP. Nanti siapapun yang menang Merah juga.
EDJ: Ganjar itu saya tahu, dia tidak akan seperti itu. Dia tahu persis siapa mbak Megawati. Hanya saya bilang ke Ganjar, tenang sajalah.
BH: Karena dia kan tahu betapa marahnya Megawati ke SBY ketika ditanya mau maju atau tidak, jawabnya tidak, tetapi terus maju.
EDJ: Kalau saya, kenapa kita harus mempersoalkan siapa Ganjar, Anies. Coba kita konsentrasi nih, presiden yang akan datang kita bantu bersama-sama memerangi oligarki, mafia tanah.
BH: Makanya partai politik harus dibehani
EDJ: Iya dong. Pelaksanaan UUD Pasal 33 yang tidak pernah tersentuh. UU Agraria yang tidak tersentuh sampai sekarang ini. Nah kenapa enggak kesana.
Ayo kita sama-sama bagaimana membantu Ganjar, Anies, Prabowo kembali insyaf ke jalan yang benar untuk bebas dari oligarki. Berpihaklah pada Merah Putih dan NKRI. Yang menang harus rakyat Indonesia.