Debat kedua Capres mengenai energi kurang greget. Keduanya nyaris berkutat pada pemanfaatan kelapa sawit sebagai energi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan minyak impor. Hal ini juga tidak terlepas dari pertanyaan moderator yang hanya menanyakan masalah sawit sebagai energi alternatif.
Sawit merupakan komoditas strategis sebagai sumber devisa dan sumber energi alternatif. Luasnya mencapai 14 juta ha, namun pengelolaanya masih menimbulkan masalah sosial dan lingkungan. Para capres ditanya bagaimana memperbaiki tata kelola sawit agar target B20 tercapai, buruh kebun dan petani mandiri sejahtera, dan keberlanjutan lingkungan terjaga.
Capres 02 Prabowo Subianto mengatakan Indonesia harus swasembada pangan,energi, dan air agar bangsa ini bisa bertahan hidup. Tiga hal ini menjadi tolok ukur PBB dalam menilai keberhasilan satu negara, yakni mampu memenuhi tiga kebutuhan tersebut untuk rakyatnya. Prabowo menjanjikan ketersediaan pangan dengan harga terjangkau untuk rakyat Indonesia.
Sementara itu, Capres 01 Joko Widodo menargetkan pengurangan penggunaan energi fosil sebanyak-banyaknya. Pemerintah akan meningkatkan pemakaian biodiesel, biofuel. Penggunaan B20, yakni bahan bakar diesel dengan campuran 20 persen minyak nabati, sudah dimulai dan akan diteruskan hingga B100 sehingga ketergantungan terhadap energi fosil bisa diturunkan dari tahun ke tahun.
Sawit merupakan komoditas strategis sebagai sumber devisa dan sumber energi alternatif. Luasnya mencapai 14 juta ha, namun pengelolaanya masih menimbulkan masalah sosial dan lingkungan. Para capres ditanya bagaimana memperbaiki tata kelola sawit agar target B20 tercapai, buruh kebun dan petani mandiri sejahtera, dan keberlanjutan lingkungan terjaga.
Bagi Prabowo, sawit merupakan komoditas penting bagi Indonesia dan dapat menjadi energi alternatif. Brasil sudah sampai pada program B90, sementara Indonesia baru B20. Sawit bisa dimanfaatkan untuk menjadi biofuel dan biodiesel sekaligus meningkatkan pendapatan petani sawit yang saat ini sedang jatuh karena harga yang merosot.
Dia berjanji akan merevitalisasi program Perkebunan Inti Rakyat dengan mengubah porsi yang semula 80 persen untuk plasma, 20 persen untuk inti, akan lebih ditingkatkan porsi plasma sehingga petani bisa memiilik hak-hak yang lebih banyak atas produksi mereka.
Jokowi menyebutkan produksi kelapa sawit Indonesia sudah mencapai 46 juta ton per tahun yang melibatkan 16 juta petani. Program B20 sudah dimulai dan berproduksi 98 persen dari target. Saat ini tengah menuju B100 sehingga diharapkan 30 persen dari total produksi kelapa sawit digunakan untuk biofuel, dengan perencanaan yang sudah sangat rigit dan jelas sehingga tidak lagi tergantung kepada minyak impor.
Prabowo mengakui Jokowi sudah melakukan hal-hal positif di bidang pengembangan energi alternatif. Namun dia menegaskan tidak hanya sawit yang dibudidayakan, tetapi juga akan dikembangkan nira (aren), singkong (kasava), dan etanol dari gula agar Indonesia tidak lagi mengimpor bahan energi dari luar negeri.