Kritik Bank Dunia terhadap pembangunan infrastruktur di Indonesia yang dinilai berkualitas rendah dan tanpa studi kelayakan yang memadai ternyata tidak menyurutkan minat bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN), bank swasta maupun investor untuk membiayai pembangunannya.
Sejumlah bank negara seperti Bank Mandiri, Bank BNI, dan Bank BRI menyatakan tetap akan mengincar proyek infrastruktur dengan menyalurkan kredit bagi pembangunannya yang pada tahun lalu sudah mencapai Rp330,2 triliun.
Pada tahun lalu tiga bank BUMN tercatat menyalurkan kredit infrastruktur. Bank Mandiri menggelontorkan dana sedikitnya Rp182,3 triliun, disusul Bank BNI senilai Rp110,6 triliun, dan Bank BRI sebesar Rp37,3 triliun.
Bank BNI menargetkan ekspansi kredit untuk pembangunan infrastruktur pada tahun ini akan mencapai 12 persen. Jumlah tersebut memang lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai 23 persen dari total kredit perseroan. Kredit tersebut sebagian besar akan disalurkan untuk pembangunan konstruksi jalan tol. Proyek infrastruktur lain yang dibidik adalah kelistrikan, transportasi, dan telekomunikasi.
BNI menyatakan telah menyusun strategi dalam mengelola risiko kredit infrastruktur dan bersikap selektif terhadap proyek yang akan didanai yang memang dijamin pemerintah. Bank plat merah itu juga akan memperhatikan ketentuan batas maksimum pemberian kredit.
Tak mau ketinggalan, Bank Mandiri juga menyatakan akan mendanai pembangunan infrastruktur. Proyek yang dibidik pada tahun ini adalah proyek jalan tol Solo-Ngawi bersama dengan Jasa Marga. Strategi pendanaannya adalah dengan membiayai proyek yang segera dibangun sehingga penyerapan kreditnya bisa lebih cepat.
Bank swasta yang tertarik mendanai pembangunan infrastruktur adalah Bank BCA melalui skema sindikasi. Tahun lalu bank tersebut menyalurkan kredit infrastruktur dalam skema sindikasi sebesar Rp20 triliun. Pada bulan lalu sudah ditandatangani kredit sindikasi senilai Rp12 triliun.
Proyek pemerintah dinilai tetap menarik tahun ini, apalagi sudah dialokasikan dana sebesar Rp415 triliun dalam APBN 2019 untuk membangun infrastruktur. Hal ini menunjukkan pembangunan sektor tersebut masih menjadi prioritas.
BUMN yang membangun infrastruktur dinilai tidak hanya menjadi motor penggerak pertumbuhan tetapi juga menjadikan Indonesia menarik di mata investor global. Mereka tertarik berinvestasi di Tanah Air dan ikut membangun setelah berkolaborasi dengan BUMN.