Watyutink.com - Sebanyak 2.400 calon vaksin COVID-19 (virus corona) asal China telah masuk Indonesia. Calon vaksin buatan perusahaan Sinovac Biotech Ltd. direncanakan akan diuji klinis laboratorium milik Indonesia. Uji klinis akan dilakukan selama 6 bulan. Setelah uji klinis, barulah vaksin bisa digunakan. Seberapa besar perhatian dan dukungan yang diberikan pemerintah dalam uji klinis calon vaksin itu?
Tidak hanya Indonesia, calon vaksin itu juga diuji klinis di sejumlah negara. Tujuannya, untuk mengetahui tingkat kekebalan vaksin dalam melawan inveksi akibat COVID-19. Infonya, vaksin telah memasuki uji tahap ketiga. Di dalam negeri, Bio Farma dan Universitas Padjajaran mendapat mandat untuk melakukan uji klinis calon vaksin tersebut.
Pengembangan vaksin secara mandiri dianggap akan menciptakan kedaulatan vaksin COVID-19. Kedaulatan vaksin dianggap menjawab dua krisis yang tengah dan akan menimpa Indonesia, yakni krsisis kesehatan serta krisis ekonomi. Krisis Kesehatan yang ditimbulkan akibat COVID-19, sudah tentu bisa dicegah dengan vaksin yang dikembangkan sendiri. Pencegahan dianggap lebih cepat dan tepat, jikalau vaksin COVID-19 bisa diproduksi secara mandiri.
Di lain sisi, kemandirian dalam produksi vaksin berdampak baik bagi perekonomian nasional. Vaksin yang diproduksi mandiri dianggap pakar lebih cepat, tepat dan murah dibandingkan harus impor dari luar negeri. Vaksin produksi dalam negeri, bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan vaksin nasional. Melihat kebutuhan dunia akan vaksin COVID-19, ada yang berpendapat sangat besar kemungkinan Indonesia mengekspor vaksin COVID-19 ke luar negeri. Apakah ekspor vaksin ke luar negeri mampu membantu penguatan perekonomian nasional yang tengah melemah?
Dampak positif uji klinis calon vaksin COVID-19 telah terlihat, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan tengah minggu ketiga Juli 2020. Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim menginformasikan penguatan rupiah pertengahan minggu ini merupakan dampak dari pengembangan vaksin COVID-19 yang dilakukan di Indonesia. Apakah dampak positif ini akan menular ke sektor keuangan lainnya?
Semoga kedaulatan vaksin membawa dampak baik bagi pulihnya krisis kesehatan yang melanda Indonesia, dan menghindarkan Indonesia dari resesi ekonomi yang mengancam.
Apa Pendapat Anda? Watyutink?
OPINI Penalar
Pertama kita harus pahami, COVID-19 ini spesial. Dikarenakan tingkat penularannya yang sangat tinggi, dari human to human transfer (menular dari manusia ke manusia). Ini merupakan hal yang pertama kali terjadi dalam sejarah. Biasanya kan kalau, virus ebola dari monyet dan malaria dari nyamuk, virus COVID-19 ini dari manusia ke manusia.
Kedua, indikasinya COVID-19 menular dari droplet ke udara, dari tetesan menjadi semacam udara. Oleh karena itu, sekarang ini penekanan atau instruksi untuk masyarakat menggunakan masker tinggi. Selanjutnya ketiga, yang saya pahami setidaknya ada tiga strain atau tiga jenis dari COVID-19 itu. Ada jenis dari China yang berbeda dengan jenis Amerika, juga berbeda dengan jenis di Eropa. Mungkin kalau kita lihat lagi perkembangannya sekarang ini, strain-nya sudah bertambah menjadi enam, dikarenakan COVID-19 ini mutasinya termasuk yang cepat.
Dengan ketiga pertimbangan ini, saya justru mendukung strategi pemerintah dalam menangani pandemi COVID-19. Sejak awal saya sudah mengatakan, kalau menghadapi COVID-19 ini, tidak boleh ada oposisi dan koalisi, yang paling penting bagaimana vaksin anti virusnya ditemukan dulu, kalau tidak repot semua. Mau koalisi ataupun oposisi, bisa mati kena COVID-19.
Nah terkait dengan vaksin antivirus ini, yang saya tahu pemerintah memiliki tiga strategi. Satu tentu membangun kemandirian, dengan memberikan dukungan kepada para ahli dan pakar dalam negeri, yang dipimpin oleh Lembaga Eijkman. Universitas Airlangga, Universitas Padjajaran, juga UI semua terlibat dalam konsorsium. Ini sudah mulai jalan, dan menurut saya ini merupakan Langkah yang paling bagus, karena strain yang digunakan strain Indonesia. Artinya menggunakan virus Indonesia, bukan virus dari China, Amerika atau Eropa. Nah kita juga belum tahu nih, bisa jadi jenis virus di Indonesia beda. Negara kita ini kan iklimnya tropis dengan tingkat kelembapan yang tinggi.
Selanjutnya kedua, pemerintah juga membangun kerjasama dengan Inggris dan Eropa. Kalau tidak salah di dalam satu lembaga yang disebut Center for EpidemicPreparedness Innovations (CEPI). Itu merupakan suatu lembaga yang konsorsiumnya terbuka, ada dari seluruh dunia bertujuan untuk menemukan anti virus COVID-19. Di dalamnya ada juga Norwegia, Inggris, dan Harvard University yang ikut bekerjasama.
Artikel Terkait
Tidak Ada Oposisi atau Koalisi; Bersatu Hadapi COVID-19
Vaksin Anti Virus COVID-19 Ditemukan, Tumbuhkan Rasa Optimis Pemulihan Ekonomi