Watyutink.com - Rektor BINUS University Prof Dr Ir Harjanto Prabowo mengatakan bahwa pihaknya akan menarik ijazah alumni dari kampus tersebut jika terlibat dalam tindak pidana korupsi. Menurutnya, sangat penting menjunjung integritas bagi lulusan.
“Sangat penting menjunjung integritas bagi lulusan. Sejak 2016, kami sudah mengeluarkan surat keputusan yang memberlakukan sanksi mencontek sama dengan 'drop out' dan menarik ijazah alumni yang terbukti terlibat korupsi atau membuat orang lain melakukan korupsi,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (12/12/2022) seperti dikuti dari Antara.
BINUS University ingin berkontribusi membantu masyarakat dan pemerintah dalam memberantas korupsi yang diawali dari kejujuran.
Sebelumnya, BINUS University menggelar wisuda ke-66 yang diikuti sebanyak 5.788 lulusan dan menjadi wisuda dengan jumlah lulusan terbanyak. Wisuda tersebut diselenggarakan di sejumlah lokasi yakni Malang, Jawa Timur pada 27 November 2022, dan Jakarta pada 9 Desember hingga 11 Desember 2022.
“Kami terus berkomitmen melahirkan SDM yang memiliki keahlian yang mumpuni dalam menghadapi transformasi digital, sekaligus menjunjung tinggi nilai integritas. Diperkirakan Indonesia menjadi negara lima besar ekonomi dunia pada 2045, yang mendorong diperlukannya SDM yang cerdas, kreatif, dan siap beradaptasi dengan perubahan yang sedang terjadi,” tegas Harjanto Prabowo.
BINUS University mewisuda 5.887 wisudawan, yang terdiri dari 5.360 lulusan berasal dari jenjang sarjana, 382 lulusan dari jenjang magister, 16 lulusan jenjang doktor, 16 sarjana profesi, dan 113 jenjang D4. Sebanyak 88 persen wisudawan lulus tepat waktu dengan 87 persen lulusan mendapatkan IPK di atas 3.0
Margareta Kinanthi Setyarini, yang merupakan salah satu lulusan, mengaku tidak menyangka dirinya dapat meraih beasiswa penuh dan lulus tepat waktu dari program studi Hubungan Internasional.
“Sedari SMP, saya memang sudah memiliki mimpi untuk masuk dalam jurusan Hubungan Internasional, karena ketertarikan saya terhadap isu kemiskinan, pendidikan, dan lingkungan di Indonesia. Namun, adanya kendala biaya membuat saya harus berjuang lebih keras untuk dapat mencapai mimpi saya tersebut,” ujar Kinan.