Watyutink.com - Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali menilai PDIP saat ini tengah dilanda kepanikan. Terutama melihat antusiasme dan sambutan masyarakat yang luar biasa terhadap Calon Presiden Capres Partai NasDem Anies Baswedan. Termasuk saat Anies melakukan kunjungan ke Surabaya, Jawa Timur Jumat 17 Maret 2023.
Pernyataan Ali juga sebagai respon atas ucapan Sekretaris Jenderal Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut safara politik Anies di Surabaya sepi. Ali menuturkan, jika memang kunjungan sepi dan tidak diminta masyarakat seharusnya PDIP tidak perlu repot-repot berkomentar.
"Kalau sepi kenapa harus komentarin? Harusnya senang dong. Kalau saya sih menerjemahkan panik," kata Ali yang turut dalam rombongan safari politik Anies Baswedan di Jawa Timur.
Saat berbicara Minggu 19 Maret 2023, Ali mengungkapkan kondisi yang terjadi justru sebaliknya. Masyarakat sangat antusias dan berbondong-bondong mendatangi lokasi safari politik Anies Baswedan. Salah satunya masjid tempat mantan Gubernur DKI Jakarta itu melaksanakan sholat Jumat.
Tidak hanya di Surabaya, antusiasme masyarakat juga terlihat di berbagai kota yang didatangi Anies Baswedan.
"Iya, itu lihat aja yang di Instagram (Anies) itu, bisa bercerita itu. Belum yang di Madura. Madura lebih gila lagi," ucap anggota Komisi III DPR RI ini.
Sebelumnya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengomentari kegiatan safari politik Anies Baswedan ke Surabaya. Hasto menyebut kunjungan itu tidak banyak diminati warga Kota Pahlawan. Terbukti dengan lokasi tempat Anies bersafari politik terlihat sepi.
Berbicara saat menghadiri Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) PDIP Jawa Timur di Surabaya, Minggu 19 Maret 2023, Hasto menerangkan warga Surabaya sudah tahu siapa yang membangun Kota Surabaya selama ini. Mereka menurut Hasto tak lain adalah kader PDIP, seperti Bambang DH, Tri Rismaharini dan Eri Cahyadi.
"Ya safarinya sepi, karena [warga] tahu Surabaya selama ini siapa yang membangun," katanya.
Hasto menambahkan Anies datang dengan membawa gagasan yang tidak relevan. Masyarakat Surabaya menurutnya sudah bisa melihat saat Anies memimpin DKI Jakarta.
"Orang Surabaya berpikir, kalau hebat majukan dulu Jakarta dari Surabaya, baru datang ke sini. Kira-kira kan begitu,” ucap Hasto.
