Watyutink.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan perusahaan petrokimia asal Amerika Serikat (AS) Air Products and Chemicals Inc, batal menangani proyek hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME). Meski demikian Kementerian ESDM memastikan proyek yang menjadi kebanggaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu terus.
Pelaksana harian (Plh) Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Idris Sihite mengatakan perusahan Sedin Engineering Company Ltd, bakal masuk menggantikan Air Products and Chemicals Inc.
Idris menyebut perusahaan konstruksi dan petrokimia asal China tersebut saat ini tengah melakukan penetrasi untuk melanjutkan proyek DME bekerjasama dengan perusahaan lokal PT Kaltim Prima Coal (KPC).
"Presentasi dengan beberapa perusahaan (bukan hanya KPC). Ini bukan kita yang mengundang ya, mereka paparan dalam perusahaan itu yang saya tau, silahkan saja mereka B to B," ungkap Idris.
Saat berbicara di Kantor Kementerian ESDM seperti dikutip dari cnbcindonesia.com, Minggu 19 Maret 2023, Idris menegaskan, sebenarnya banyak perusahaan yang mampu mengembangkan hilirisasi batu bara, bukan hanya Air Products and Chemicals Inc. Namun sejauh ini wawasan Indonesia belum terlalu luas.
"Tidak hanya Air Products yang bisa DME, kita juga ada beberapa yang mampu. China mampu," tandas Idris.
Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah sedang melakukan pembahasan soal kelanjutan program hilirisasi batu bara di tanah air. Hal ini merespon hengkangnya Air Products and Chemicals Inc.
"Saya rasa masih harus ada beberapa (pembahasan) teknis yang harus diselesaikan. Kita lihat lagi nanti (terkait penggantinya)," ujar Luhut saat berbicara di kantornya di Jakarta, Selasa 14 Maret 2023.

Sebelumnya Air Products and Chemical Inc memutuskan mundur dari konsorsium proyek hilirisasi batu bara menjadi DME. Proyek yang dibangun di Sumatera Selatan ini bekerjasama dengan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dan PT Pertamina (Persero). Tidak hanya itu, Air Products and Chemical Inc juga hengkang dari proyek DME yang bekerjasama dengan PT Kaltim Prima Coal (KPC).
Idris membeberkan Air Products and Chemical Inc angkat kaki dari proyek DME lantaran akan fokus pada pengembangan blue hydrogen. Padahal Sejatinya, proyek DME di Sumatera Selatan akan digunakan sebagai pengganti Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Proyek hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) juga sudah masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
"Kan kemarin mereka (Air Products) minta mundur bukan karena apa, mereka lebih milih, dari suratnya ya, ke arah yang lain, blue hydrogen," ujar Idris.