Watyutink.com – Pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman menyampaikan permintaan maaf terkait penyataanya soal rendang babi. Melalui video di kanal YouTube miliknya, pria yang bisa disapa Gus Miftah itu memberikan klarifikasi atas penyataanya yang belakangan mengundang polemik, bahkan kecaman berbagai pihak.
"Kalau kemudian pernyataan saya soal rendang buat tersinggung, saya sebagai manusia tentunya minta maaf, tidak ada niat nyinggung kawan-kawan di Minang atau Padang," ujar Gus Miftah dalam video yang dipantau pada Senin 20 Juni 2022.
Gus Miftah menegaskan dirinya sama sekali tidak berniat menghina masyarakat Minangkabau. Gus Miftah bahkan menyebut sangat menghormati Ibu Kota Provinsi Sumatera Barat, Kota Padang. Menurutnya sebagai umat Islam mengonsumsi makanan halal. Sedangkan bagi bukan muslim, terserah mereka apakah makan makanan halal atau non halal.
Sebelumnya, melalui unggahan di akun Instagram @gusmiftah, Selasa 14 Juni 2022, pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Yogyakarta ini berbicara soal kasus rendang yang terbuat dari daging babi yang sempat menjadi perhatian publik. Dalam unggahannya, Gus Miftah menyamakan rendang babi dengan makanan pada umumnya. Menurutnya, rendang bisa dibuat dari apa saja, seperti jengkol dan petai. Sehingga tidak hanya terbuat dari daging sapi.
Gus Miftah juga meminta umat Islam tidak terlalu merisaukan adanya rendang babi. Apalagi bertindak berlebihan yang pada akhirnya merugikan orang atau agama lain. Ia pun menyertakan petikan ayat Al Quran, Surat Al Baqarah ayat 168, “Yā ayyuhan-nāsu kulụ mimmā fil-arḍi ḥalālan ṭayyibaw.” Artinya, “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di muka bumi.”
Menurutnya ayat tersebut menjadi panduan umat Islam dalam memilih makanan yang baik dan bisa dikonsumsi. Sehingga seharusnya munculnya rendang babi tidak membuat umat Islam resah. Pria yang saat berdakwah selalu mengenakan blangkon dan kaca mata hitam ini bahkan mempertanyakan sejak kapan rendang punya agama.
Gus Miftah justru mengaku berterima kasih kepada penjual makanan yang memberikan label non halal. Sehingga umat Islam bisa menghindari dan tidak membeli makanan tersebut. "Saya justru berterimakasih kepada penjual makanan yang menjual makanan haram dan memberikan label non-halal. Sehingga kalau kita melihat makanan non-halal, yang kita lakukan jangan emosi, cukup nggak usah dibeli. Ngomong-ngomong sejak kapan ya rendang punya agama?" ujarya