Watyutink.com - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengusulkan negara menggaji masyarakat miskin Rp1 juta setiap bulan. Langkah tersebut menurut pria yang biasa disapa Zulhas ini bisa mengganti subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan kompensasi energi yang disalurkan pemerintah.
Saat berbicara dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Selasa 30 Agustus 2022, Zulhas mengklaim usulnya lebih efektif ketimbang pemerintah harus mengucurkan subsidi sebesar Rp502 triliun. Secara hitung-hitungan pemerintah hanya mengucurkan anggaran Rp360 triliun untuk menggaji 35 juta orang miskin.
"Saya menyarankan subsidi itu subsidi tepat sasaran, subsidi itu subsidi orang. Kalau ada 35 juta orang miskin, subsidi 1 juta sebulan enggak apa-apa. Kalau Rp1 juta sebulan, satu tahun Rp360 triliun. Dia bisa beli bensin," ujar Zulhas.
Ketua Umum PAN ini menambahkan selama ini subsidi BBM sebesar Rp502 triliun justru dinikmati orang kaya. Kondisi ini menurutnya bisa berbahaya. Zulhas mengaku khawatir Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bakal terganggu jika harga BBM tidak dinaikkan.
"Jadi saya termasuk punya pandangan kalau BBM diteruskan, itu nanti 2023 terjadi puncaknya malah bisa enggak karuan, APBN bisa terganggu, lebih berbahaya lagi. Jadi memang kalau mau berubah, sekarang" ujar Zulhas.
Zulhas menekankan kenaikan harga BBM harus disertai penyaluran bantuan sosial untuk masyarakat tidak mampu, seperti yang pernah disalurkan untuk 20,65 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp600 ribu sebagai kompensasi atas pengalihan subsidi BBM.
"Nah itu tepat karena yang dapat itu memang yang memerlukan. Jadi itu pandangan saya soal BBM, asal sosialisasinya tepat, jelas, segera kasih bantuan," ujarnya.
Terkait kenaikan harga BBM, Zulhas menuturkan saat rencana tersebut masih dalam proses. Jika BBM tidak naik, beban subsidi yang ditanggung pemerintah bakal bengkak, dari Rp502 triliun menjadi Rp700 triliun.
"Proses. BBM ini subsidi kita Rp500 triliun sampai Oktober. Jadi kalau enggak ada perubahan harga akhir tahun, naik lagi sampai Rp700 triliun," ujar Zulhas.