Watyutink.com - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat dikabarkan tengah melakukan pengawasan ketat terhadap sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Hal ini guna memastikan SPBU menjual bahan bakar minyak (BBM) sesuai dengan aturan. Disperindag Jawa Barat tidak ingin ada SPBU yang menjual bensin dengan harga lebih murah ketimbang Pertamina.
Salah satu yang bakal diawasi adalah SPBU Vivo. Pasalnya SPBU asal Swiss yang dikelola PT Vivo Energy Indonesia itu menjual bensin jenis Revvo 89 seharga Rp8.900 per liter. Harga itu lebih mahal ketimbang BBM sejenis milik Pertamina, Pertalite yang dijual seharga Rp10.000 per liter.
Meskipun belakang Vivo menaikkan harga jual bensin Revvo 89 menjadi Rp10.900 per liter atau lebih mahal dibanding Pertalite.
Kepala Disperindag Jawa Barat Iendra Sofyan mengaku heran, bagaimana bisa Vivo menjual BBM dengan harga murah. Itulah sebabnya Iendra mengatakan pihaknya akan pula mengecek oktan Revvo 89. Hal ini guna memastikan kualitas BBM yang dijual di SPBU Vivo.
"Seperti VIVO menjual yang lebih murah, itu kita akan cek, kok bisa. Karena sebetulnya, secara perdagangan minerba itu boleh-boleh aja yah, sah-sah saja," kata Iendra.
Saat memberikan keterangan kepada awak media, Senin 5 September 2022 Iendra mengatakan, jika nantinya ditemukan bilangan oktan bensin Vivo di bawah standar pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa. Iendra akan menyerahkan kepada masyarakat apakah akan tetap menggunakan bahan bakar tersebut atau tidak.
"Tinggal kita lihat apakah oktan-nya di bawah (standar) apa gimana. (Kalau di bawah standar) apakah mau merusak mesin atau lingkungan, silakan masyarakat yang memilih," ujarnya.
Iendra menambahkan Diperindag Jawa Barat tidak hanya mengawasi SPBU Vivo, milik Pertamina pun tak luput dari pengawasan. Terutama yang berpotensi melakukan kecurangan. Seperti mengoplos BBM dan mengurangi takaran.
"Ya, khawatir ada oplosan, itu kita awasi. Jangan sampai ada yang mengambil kesempatan dalam kesempitan, atau mencari untung. Meskipun itu ada pembagian tugasnya dengan kabupaten/kota, dengan pengecekan meteorologinya, kalau kita dari perdagangannya," tutur Iendra.
Seperti diketahui SPBU Vivo sempat menarik perhatian publik. Pasalnya SPBU dengan ciri khas warna biru itu menjual BBM dengan harga harga murah. Khususnya untuk produk Revvo 89 yang lebih murah ketimbang Pertalite.
Anak perusahaan Vitol Grup asal Swiss itu menjual BBM Vivo jenis Revvo 89 yang setara dengan Pertalite dijual seharga Rp8.900 per liter. Harga ini lebih murah ketimbang Pertalite seharga Rp10.000 per liter. BBM jenis Revvo 92 harganya turun jadi Rp15.400 dari sebelumnya Rp17.250 per liter. Revvo 92 setara dengan Pertamax yang harganya naik menjadi Rp14.500 per liter.
Sedangkan Revvo 95 harganya juga turun dari semula Rp18.250 menjadi Rp16.100 per liter. Dengan harga jual yang murah, SPBU Vivo langsung menjadi incaran konsumen. Umumnya membeli produk Revvo 89 yang setara dengan Pertalite.
Namun kondisi tersebut tidak berlangsung lama. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meradang. Bahkan Dirjen Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji dalam keterangannya Minggu 4 September 2022 mengatakan pihaknya akan segera meminta Vivo menaikkan harga jual produknya.
Akhirnya Vivo pun menaikkan harga jual produknya jenis Revvo 89 dari semula Rp8.900 menjadi Rp10.900 per liter atau lebih mahal ketimbang Pertalite. Melaui unggahan di akun Instagram @vivospbuindonesia, Vivo menyampaikan permohonan maaf kepada konsumennya.