Watyutink.com - Pemerintah dikabarkan tengah membahas rencana penarikan semua gas Elpiji (LPG) kemasan 3 kilogram (kg). Nantinya penggunaan Elpiji yang sering disebut gas melon itu akan digantikan dengan kompor induksi bertenaga listrik 1.000 watt.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan penggunaan kompor listrik 1.000 watt tengah diuji coba di 3 kota. Namun Dadan tidak menyebutka kota mana saja yang menjadi lokasi uji coba.
"Saat ini masih uji coba di 3 kota, masih dipelajari respons masyarakat serta juga aspek teknis dari kompor induksi tersebut," ujar Dadan.
Saat memberikan keterangan Sabtu 17 September 2022, Dadan menjelaskan proses uji coba dilakukan guna melihat kapasitas kompor yang tepat. Selain itu juga untuk mengetahui apakah penggunaan kompor listrik bisa membuat masyarakat lebih nyaman.
Dadan menerangkan kompor listrik 1.000 watt yang digunakan mempunyai 2 tungku. Selama masa uji coba, pihak PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan membuatkan jaringan listrik khusus untuk kompor ke rumah warga.
"Uji coba ini dilakukan oleh PLN, jadi dibuatkan jaringan khusus di rumah untuk kompor," tutur Dadan.
Sebelumnya Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo mengatakan penggunaan kompor listrik bertujuan salah satunya untuk mengurangi beban negara. Jika penggunaan gas Elpiji 3 kg bisa ditekan, anggaran yang dikeluarkan pemerintah juga bisa berkurang. Pasalnya sampai saat ini pemerintah masih memberikan subsidi untuk gas melon itu.
"Melalui konversi kompor ini langsung bisa menyelesaikan tiga persoalan sekaligus. Mengurangi ketergantungan impor LPG dengan energi berbasis domestik, yaitu listrik dan juga mengurangi beban APBN yang selama ini untuk mensubsidi LPG ini," papar Darmawan.
Rencana pemerintah mengganti gas Elpiji 3 kg dengan kompor listrik 1.000 watt tak pelak mengundang reaksi berbagai pihak. Kebanyakan menyoroti rencana yang dinilai tidak tepat itu. Pasalnya selama ini pengguna gas Elpiji 3 kg adalah kelompok masyarakat bawah atau tidak mampu.
Pengamat ekonomi Anthony Budiawan bahkan menyebut rencana konversi atau pengalihan gas Elpiji menjadi kompor listrik justru menimbulkan permasalahan baru. Menurutnya kompor listrik berdaya 1.000 watt akan sulit digunakan oleh masyarakat yang menggunakan daya listrik 450 watt, 900 watt dan 1.200 watt.
Saat memberikan keterangan Sabtu 17 September 2022 Anthony menjelaskan migrasi dari penggunaan gas Elpiji menjadi kompor listrik akan memaksa masyarakat menambah daya listrik, setidaknya menjadi 1.200 Volt Ampere (VA). Hal ini bakal membuat pengeluaran masyarakat bertambah karena penggunaan listrik dipastikan bakal meningkat.
"Kelompok bawah harus migrasi paling sedikit ke daya 1.200 VA, artinya biaya pemakaian listrik pasti akan naik, jauh lebih besar dari biaya elpiji 3kg," kata Anthony.
Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) ini menambahkan, masyarakat juga harus membeli peralatan baru karena kompor gas lama tidak lagi bisa dipakai. Anthony pun menduga kebijakan mengganti gas Elpiji dengan kompor listrik hanya demi membantu masalah keuangan yang dialami PLN.
Terlebih saat ini perusahaan plat merah itu sedang pula mengalami over supply listrik. Penggunaan kompor listrik diyakini bisa membantu mengatasi over supply listrik yang terjadi.