Watyutink.com - Bendahara Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Jawa Timur Fauzan Fuadi meminta publik terutama warganet tidak berlebihan menanggapi pernyataan budayawan Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) seperti Firaun.
Saat berbicara, Kamis 29 Januari 2023, Fauzan mengatakan ucapan Cak Nun tidak perlu dimaksudkan hati, apalagi sampai akan dilaporkan ke polisi. Menurut Fauzan, Cak Nun adalah budayawan berilmu tinggi. Sehingga kata-katanya tidak bisa dicerna hanya dari satu sudut pandang.
"Orasi Mbah Nun jangan selalu dimasukkan hati. Kata-kata beliau tidak bisa dicerna hanya dalam satu sudut pandang. Beliau itu budayawan dengan kedalaman ilmu agama yang sangat mumpuni. Harus cerdas menyikapi Mbah Nun. Netizen tidak perlu baper (terbawa perasaan)," kata Fauzan.
Terlebih menurut Fauzan, Jokowi tidak bereaksi terhadap pernyataan Cak Nun yang menyebutnya sebagai Firaun, raja kerajan Mesin di masa lalu yang mengaku sebagai tuhan. Fauzan pun menduga pihak-pihak yang menanggapi berlebihan hanya ingin mencari ketenaran atau panjat sosial (pansos).
"Katakan lah kritik tersebut kita maknai dangkal-dangkal saja, toh Pak Jokowi tidak bereaksi apa-apa kok. Pak Jokowi kan negarawan, beliau tidak antikritik. Kenapa netizen heboh? Malah ada yang lapor pihak berwajib segala, mau panjat sosial?," ujar Fauzan
Dia pun meminta kritik dari Cak Nun tidak disikapi pikiran dangkal. Fauzan menegaskan setiap manusia memiliki potensi sifat seperti Firaun. Anggota DPRD Jawa Timur ini menuturkan, jika menjadi Jokowi, dirinya justru akan sowan ke Cak Nun atau yang juga sering disapa Mbah Nun untuk minta doa dan nasihat.
"Setiap manusia, memiliki potensi sifat Qorun, Firaun, Abu Jahal dalam dirinya. Begitu juga sebaliknya, setiap manusia pasti memiliki nilai-nilai profetik dalam dirinya. Yin and Yang kalau dalam filosofi Tionghoa. Sudahi saja polemik ini," ujar Fauzan.
Sebelumnya beredar potongan video yang berisi pernyataan Cak Nun tentang kepemimpinan Indonesia saat ini. Cak Nun menyebut Indonesia saat ini dipimpin oleh figur Firaun bernama Jokowi. Selain itu juga Qorun bernama Antoni Salim dan Haman bernama Luhut Binsar Pandjaitan.
"Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi, oleh Qorun yang namanya Anthony Salim dan 10 naga. Terus Haman yang namanya Luhut. Negara kita sesempurna dicekel oleh Firaun, Haman, dan Qorun. Itu seluruh sistemnya, seluruh perangkatnya, semua alat-alat politiknya sudah dipegang mereka semua. Dari uangnya, sistemnya, sampai otoritasnya, sampai apapun," kata Cak Nun dalam potongan video itu.
Cak Nun juga menyinggung soal Pemilu 2024. Menurutnya pria yang sempat kuliah di Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini hasil pemilu mencerminkan tingkat kedewasaan dan tidak rakyat
"Betul tidak. Bahkan juga algoritma pemilu 2024. Kan, enggak mungkin menang, wis ono sing menang saiki," kata Cak Nun

Atas pernyataan itu Cak Nun menyampaikan permintaan maaf kepada siapa pun pihak yang tersinggung dengan ucapannya. Pria yang biasa disapa Cak Nun ini mengistilahkan dengan 'semua yang terciprat.' Cak Nun mengakui telah mengucapkan apa yang seharusnya tidak diucapkan.
Pernyataan itu disampaikan Cak Nun melalui video berjudul 'Mbah Nun Kesambet' yang diunggah di kanal YouTube CakNun, Selasa 17 Januari 2023. Cak Nun menyebut dirinya 'kesambet' ketika menyebut Presiden Joko Widodo seperti Firaun dalam ceramahnya beberapa waktu lalu.